Servis Tune-Up Mobil
Tune-up
merupakan servis mobil yang paling sering dilakukan dibanding jenis servis
mobil lainnya. Contohnya seperti overhaul, spooring- balancing, atau ketok
magic.
Servis
Tune-up sendiri bertujuan untuk mengembalikan tenaga motor agar sesuai dengan
standarnya. Maka dari itu, tune-up merupakan servis yang sangat penting dari
sebuah mobil sebelum servis lainnya.
Tune-up
harus dikerjakan sesuai dengan prosedurnya.
Jika anda
tidak mengikuti urutan yang benar, hasil tune-up sendiri akan kurang sempurna
dan akan banyak mengalami terjadinya pengulangan kerja. Efisiensi pengerjaan
meliputi tenaga, waktu, maupun hasil pekerjaan.
Dalam
pengerjaan tune-up sebaiknya persiapkan alat-alatnya terlebih dahulu, jika
memang anda mau dan bisa melakukannya sendiri. Jika tidak, setidaknya anda bisa
mengawasi montir yang melakukan servis terhadap mobil anda.
Penggunaan
alat yang bermacam-macam, kadang menandakan bahwa montir itu masih baru atau
kurang kompeten.
Alat-alat
yang diperlukan untuk tune-up adalah:
Kunci pas
Kunci ring
Obeng plus
dan minus
Pengukur
celah (feeler gauge)
Ampelas
Timing light
Tes kompresi
Kain lap
Peralatan-
peralatan tersebut harus diatur penempatannya. Biasanya menggunakan kotak
peralatan (tool box) agar tidak ada yang hilang atau tertinggal di dalam mobil,
terutama yang harus diwaspadai adalah tertinggal di blok mesin.
Sebagai
contoh kasus, akibat yang akan terjadi jika peralatan tertinggal di dalam atau
di dekat mesin adalah kebakaran karena kunci pas bisa menghubungkan kutub
positif dan kutub negatif accu, atau kabel yang tersangkut di daun kipas
radiator dapat menyebabkan daun kipas itu patah.
Persiapan
alat sudah, sekarang waktunya melakukan pengerjaan tune-up.
Langkah-Langkah
Pengerjaan Tune-Up.
Pengerjaan tune-up harus berurutan. Tujuannya agar tidak
terjadi pengulangan pekerjaan karena servis komponen tertentu sehingga
berpengaruh pada komponen lainnya.
1. Saringan
Udara (Air Filter)
Saringan
udara terlebih dahulu harus diservis dibandingkan dengan komponen yang lain,
karena saringan udara merupakan komponen mesin yang paling dingin dibandingkan
dengan komponen yang lain setelah mesin dihidupkan.
Saringan
udara juga berpengaruh terhadap pembentukan campuran udara dan bensin di
saluran pemasukan gas.
Saringan
udara atau filter terletak di dalam kotak berbentuk lingkaran yang menyerupai
piring. Kotak tersebut terbuat dari pelat besi biasa. Saat pengapian, putaran
stasioner sangat dipengaruhi oleh saringan udara. Penyetelan idle juga
dipengaruhi oleh saringan udara.
2. Platina.
Komponen
berikutnya adalah platina. Platina terletak di dalam distributor. Platina perlu
diperiksa terlebih dahulu sebelum menyetel saat pengapian dan putaran
stasioner.
Setelah
platina dibersihkan dan dipasang, saat pengapian pasti berubah, karena saat
pengapian dipengaruhi oleh celah platina.
Jika celah
platina lebih besar, saat pengapian akan maju sedikit. Sebaliknya, jika celah
platina lebih sempit, saat pengapian akan mundur.
Putaran stasioner
juga dipengaruhi oleh celah platina. Jika celah platina lebih besar, putaran
stasioner akan turun. Sebaliknya, jika celah platina semakin kecil, putaran
stasioner akan naik sedikit.
Meskipun
perubahan putaran stasioner tersebut tidak begitu besar, perlu diperhatikan
untuk ketelitian hasil servis.
Kondisi
permukaan kontak platina juga sangat berpengaruh terhadap putaran stasioner dan
bunyi mesin. Karena itu, tidak tepat jika platina diservis setelah penyetelan
putaran stasioner dan campuran gas.
Dalam
pemasangan platina ini perhatikan kabel karena bisa menyebabkan hubungan
singkat dengan bodi mesin.
Hubungan
singkat dengan bodi mesin mengakibatkan tidak terjadinya loncatan bunga api
pada busi. Apabila mobil sudah menggunakan CDI maka tidak perlu melewati
tahapan ini.
3. Kabel
Busi
Tutup
distributor jangan segera dipasang lagi. Periksa kondisi tutup distributor
beserta kabel-kabelnya.
Kondisi
mesin dipengaruhi oleh kualitas pengapiannya. Kualitas pengapian dipengaruhi
oleh nyala api busi dan kabel¬kabel businya.
Namun, kabel
busi harus diperiksa atau diservis terlebih dahulu daripada businya, karena
nyala api busi sangat dipengaruhi oleh kondisi kabel-kabel businya.
4. Tutup
Distributor.
Tutup
distributor sebaiknya diperiksa kondisinya bersamaan dengan pemeriksaan
kabel-kabel busi dan servis platina tadi. Hal ini dimaksudkan untuk menghemat
waktu kerja.
Jika
pemeriksaan tutup ditributor dilakukan setelah mesin dihidupkan, akan
mengulangi pekerjaan melepas dan mencabut kabel busi dan tutup distributor.
Ada model
tutup distributor yang dilengkapi lubang ventilasi di bagian atas tutup
tersebut.
Fungsi
lubang ventilasi tersebut adalah untuk penguapan air yang terjebak di dalam
tutup distributor. Dengan adanya ventilasi tersebut, uap air bisa keluar
sehingga distributor tetap kering.
5. Accu.
Air accu
harus cukup, yakni ketinggiannya antara garis batas atas (upper level) dan
garis batas bawah (lower level). Jika air accu jumlahnya kurang, tambahkan
dengan accu zur secukupnya.
Ketinggian
air accu pada prinsipnya adalah merendam seluruh sel-sel accu
sekurang-kurangnya 1 cm di atas sel-sel accu tersebut.
Jika mobil
menggunakan accu kering, perawatannya menjadi lebih mudah karena tidak
memerlukan air accu yang bisa berkurang karena penguapan. Kutub-kutub accu juga
harus bersih, tidak kotor oleh jamur atau sejenisnya.
Namun, harga
accu kering lebih mahal sehingga masih banyak mobil yang menggunakan accu
basah.
Air accu
yang kurang (di bawah standar) berakibat reaksi pada accu tidak maksimal,
sehingga arus yang dihasilkannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
listrik pada mobil.
Bersihkan
juga kutub-kutub accu dari jamur dan karat. Jamur pada kutub-kutub accu bisa
dibersihkan dengan air hangat, sedangkan karat yang mengotori kutub-kutub accu
harus dibersihkan dengan ampelas.
Bagian klem
atau penjepit kabel accu dengan kutub- kutubnya juga harus diperiksa. Jika klem
kendor, mesin akan mati karena busi tidak mengalirkan bunga api.
6. Busi.
Bagian busi
yang perlu diperiksa adalah elektrodanya, yang meliputi kebersihan dan celah elektrodanya.
Elektroda yang kotor harus diampelas dengan ampelas besi dan elektroda positif
dan elektroda negatif tidak boleh berhubungan.
Karena itu,
harus disetel celahnya. Adanya kotoran pada kedua elektroda busi bisa
mengakibatkan terhalangnya jalan loncatan bunga api listrik.
7. Celah
Katup.
Selama
penyetelan celah katup, busi tidak perlu dipasang di lubangnya. Biarkan mesin
tanpa busi untuk sementara, hingga penyetelan katup selesai.
Penyetelan
celah katup dalam keadaan mesin tanpa busi maka mesin akan lebih ringan diputar
saat mencari posisi top kompresi masing-masing silinder. Mempermudah dalam
memeriksa posisi piston, dan tentunya lebih aman, karena mesin tidak mungkin
berputar (hidup) tanpa busi.
8. Positive
Crank Case Ventilation (PCV).
PCV adalah
sistem ventilasi ruang engkol. Uap bensin yang bocor ke dalam ruang engkol
dialirkan kembali ke ruang bakar mesin melalui sebuah selang yang menghubungkan
ruang engkol ke intake manifold.
Dalam servis
PCV, yang perlu diperiksa adalah kerja katup PCV dan kerapatan
selang-selangnya. Katup PCV yang telah rusak sebaiknya diganti dengan yang
baru.
9. Pengapian.
Prinsip
penyetelan saat pengapian adalah memutar distributor dalam keadaan mesin hidup
sampai memperoleh bunyi mesin yang paling halus dengan tenaga yang paling
besar.
Prinsip
penyetelan ini bisa dijadikan pedoman, jika penyetelan saat pengapian dilakukan
tanpa menggunakan timing- light (penyetelan pengapian) atau alat bantu lainnya.
10. Idle.
Penyetelan
idle merupakan penyetelan yang paling akhir dalam tune-up mesin mobil.
Idle sangat
dipengaruhi oleh berbagai komponen mesin. Menyetel idle pada prinsipnya adalah
menyetel campuran antara udara dengan bensin pada putaran idling.
Jadi sebelum
menyetel campuran idle, putaran mesinnya harus stasioner terlebih dahulu. Jika
setelah penyetelan idle, kemudian putaran stasionernya berubah, putaran
stasionernya harus disetel ulang.
11. Tali
Kipas
Kekencangan
tali kipas berpengaruh terhadap pendinginan dan putaran alternator.
Jika tali
kipas kendor, putaran mesin tidak bisa memutar kipas pendingin dengan baik
karena selip. Akibatnya, pendinginan oleh kipas tidak sesuai dengan putaran
mesin sehingga mesin menjadi panas.
Selain itu,
putaran alternator juga tidak bisa maksimum sehingga pengisian ke baterai
kurang baik.
**********
Sahabat Karib.com **********
Terima kasih atas kunjungannya.
No comments:
Post a Comment